Hari raya idul fitri

Di bawah rembulan yang melengkung, pada tanggal 10 April 2024, umat Muslim merayakan Hari Raya Idul Fitri, saat jiwa-jiwa kembali menyucikan diri. Tapi, di antara gemerlapnya cahaya bulan dan doa-doa yang mengalun, ada kisah yang nggak terduga, kisah cinta yang terjalin antara aku dan dia.

Seperti helaian kain sutra yang lembut, hubungan kami terjalin dalam nuansa cinta yang saling mengisi. 💕 Namun, di antara alunan bahagia, tersembunyi retak-retak kecil yang lambat laun tumbuh menjadi jurang yang memisahkan kami. 💔 Drama percintaan yang kita alami pada Hari Raya Idul Fitri, bagai belati yang menusuk perasaan, memisahkan kita dalam kisah yang penuh kepahitan. 💔

Saat kami saling memblokir akun media sosial, seakan menghapus jejak-jejak cinta yang pernah kita bagi. WhatsApp, Facebook, semua menjadi saksi bisu dari keretakan yang mulai terasa. Masalah-masalah yang terabaikan, kata-kata yang terlontar tanpa pemikiran, semua menumpuk seperti gunung yang tak terbendung.

Dalam kebisuan yang menyiksa, saya merenung tentang esensi cinta yang seimbang. Cinta yang tak hanya memberi, tetapi juga menerima. Cinta yang tak hanya mengerti, tetapi juga dipahami. Dan di balik semua itu, terdapat komunikasi yang melintas dua arah, menghubungkan hati yang terpisah oleh jarak dan waktu.

Namun, di antara kegelisahan dan keraguan, satu hal yang tetap teguh dalam hatiku adalah keyakinan bahwa dia adalah pasangan yang saya pilih untuk menemani seumur hidup saya. Namun, apakah keyakinan itu juga tersemat dalam hatinya? Apakah cinta yang pernah kita bagi masih memiliki kekuatan untuk merajut kembali benang-benang yang terputus?

Di balik tirai malam yang pekat, saya memandang langit yang penuh misteri. Bintang-bintang yang bersinar begitu terang, menyiratkan harapan bahwa meskipun terpisah oleh kegelapan, cahaya cinta masih mampu menembus semua rintangan.

Mungkin, inilah ujian yang harus kita hadapi. Untuk melewati badai yang mengguncang hati kita, dan menemukan kedamaian di ujung perjalanan yang panjang. Mungkin, kita akan saling melupakan dan meneruskan hidup dengan cerita yang berbeda. Atau mungkin, kita akan kembali bersama dan menuliskan bab baru dalam kisah cinta yang sempat terhenti.

Hanya waktu yang bisa menjawab semua pertanyaan ini. Namun, di bawah rembulan yang melengkung, saya berjanji untuk tetap mengingatmu, dia. Bahwa cinta kita, walau terluka, tetap mengalir dalam aliran waktu yang tak terhingga.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hari raya idul fitri"

Post a Comment

Featured Post

Bab 14

Bab 14. Belajar dari Berulang kali Terima kasih, Tuhan. Terima kasih, Tuhan. Terima kasih, Tuhan. Terima kasih, Tuhan. Kata-kata ini terus t...